Apa Itu Neo - Humanis?

Neo-Humanisme merupakan ajakan untuk memasuki dan memahami secara penuh dalamnya misteri hidup ini. Pelopor Neo-Humanis adalah Shri Prabhat Rainjan Sarkar, seorang filsuf, aktifis politik dan ahli mistik India. Menurutnya, Neo-Humanisme merupakan etika baru yang mampu memperluas cakrawala pemahaman terhadap apa yang membuat kita menjadi manusia, melalui peningkatan kesadaran ekologi tentang hubungan manusia dengan seluruh alam semesta.
Dari pemahaman tersebut, jelaslah bahwa Neo-Humanisme bentuknya adalah filosofis dengan semangat revolusioner serta berorientasi pada hal-hal yang bersifat spiritual.Humanisme dan humanitis merupakan dua kata yang sangat populer pada abad yang lalu, dan hanya manusialah yang bisa masuk ke dalam lingkup humanisme dan humanitas.
Akan tetapi penjelasan yang diungkap dalam Neo-Humanisme belumlah mampu menyegarkan manusia dari dahaga yang semakin hari semakin berkembang. Pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab seperti, mengapa cinta dan cita manusia hanya terbatas pada manusia?, Mengapa hal tersebut tidak termasuk pada semua makhluk hidup?
Demikian dikatakan, Dr. Shambhushivananda Avadhuta seorang filosuf asal India pada Simposium Sehari Neo-Humanisme, Sebuah Pendekatan Holistik dalam Dunia Pendidikan, yang berlangsung Sabtu (4/11), di Denpasar, dan diselenggarakan oleh Forum Kebangkitan Universal Bali.
Avadhuta menambahkan, Neo-Humanisme merupakan jiwa dari segala kebaikan. Untuk mengajarkan cinta, seseorang harus memiliki cinta dalam dirinya. Untuk memiliki cinta, seseorang harus mampu melihar orang lain termasuk Dewa.
Untuk melihat orang sebagai Dewa seseorang harus selalu memusatkan pikirannya pada Dewa yang ada dalam dirinya dan orang lain, dan selanjutnya menari dengan Dewa sepanjang hidup.
Tiap manusia mengembangkan rasa cinta tergantung pada tempat ia dibesarkan, serta kelompok yang membesarkannya. Hal ini selanjutnya disebut 'geo-sentiment' dan 'socio-sentiment'. Butir-butir yang merupakan batasan ini, pada akhirnya menimbulkan pertentangan dalam umat manusia. Untuk itu, Avadhuta menegaskan, perlunya ditinggalkan cara-cara berpikir seperti itu. 

Taman Kanak-Kanak (TK) dan play group Neo Humanisme akan dibangun di Bali, tepatnya di kawasan Renon, Denpasar. Demikian dikatakan penganut ajaran Ananda Marga asal India, Acarya Sudhiirananda Aradhuta kepada baliaga.com, di Denpasar.
Acarya menambahkan, dibangunnya TK tersebut, bertujuan untuk menyiapkan anak-anak sejak dini dengan ajaran-ajaran spiritual, khususnya ajaran Ananda Marga, yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan Neo-Humanisme.
Selama ini menurutnya, sistem pengajaran yang diberikan kepada siswa baik itu TK maupun jenjang yang lebih tinggi, cenderung membosankan siswa. Untuk itu, metode yang akan dipergunakan dalam TK yang akan dibangun tersebut, menggunakan pendekatan yang berbeda. Yaitu dengan lebih banyak menggunakan pendekatan praktek dari pada teori.
Praktek yang dimaksud, seorang guru akan memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswa, sehingga siswa untuk selanjutnya dapat meniru apa yang dilakukan gurunya tersebut. Penanaman ajaran juga akan dilakukan lewat berbagai permainan dan kreasi budaya, seperti drama, cerita-cerita, dan tarian-tarian spiritual yang mengandung ajaran spiritual.
Sekolah-sekolah Neo-Humanisme menurut Acarya, sudah tersebar di seluruh dunia. Ditambahkan oleh rekannya, Wisnu, ajaran Ananda Marga dengan Neo-Humanismenya justru berkembang baik di daerah atau negara yang sebelumnya mengalami kehancuran dan kerusuhan, seperti Yugoslavia, Rusia, Amerika Latin, Dll.
Menyinggung kondisi Indonesia saat ini, Acarya mengatakan, "Yang berkuasa saat ini di Indonesia hanya dua golongan, yaitu golongan Warna Waisya (pedagang/pengusaha) dan golongan Warna Sudra (rakyat biasa). Tidak ada lagi seorang Ksatria dan Intelektual yang berkuasa secara murni, karena kedua golongan ini telah dibeli oleh pengusaha," ujar Acarya.
Gejala ke arah tersebut bisa dilihat dari kebijakan pemerintah yang cenderung menguntungkan kelompok pengusaha dan konglomerat, serta dimana-mana terjadi pematokan tanah baik itu negara maupun swasta oleh masyarakat miskin, termasuk yang terjadi di Hutan Bali Barat beberapa waktu lalu.
Namun menurutnya, keadaan ini tidak akan berlangsung lama, karena akan ada era pemulihan menuju perbaikan dan kebaikan bersama. Dan itu dapat dipercepat terwujud, jika dilakukan semua orang, dan menjadi tugas serta tanggung jawab bersama

repost from : http://anandamarga.tripod.com/pendidikan01.htm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

yoga TK Saiwa Dharma Singaraja

Siswa Saiwa Dharma belajar Bahasa Inggris dengan Native Speaker.