Jumlah pengungsi Gunung Agung terus meningkat. Berdasarkan data
Bidang Humas Satgas Tanggap Darurat sekira pukul 18.00 Wita, terdapat
43.036 jiwa.
Puluhan pengungsi tersebut berada di daerah Tejakula ada 8.518
jiwa. Di Klungkung ada 11.253 orang, di Sidemen 1.953 jiwa, Bebandem
5.223 orang, di wilayah Rendang 3.768 jiwa, Manggis 3.400 jiwa,
Karangasem 785 orang dan Bangli 4.690 serta data tambahan pribadi 3.446
orang secara keseluruhan ada 43.036 jiwa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah pengungsi sering berubah.
"Pada siang hari sebagian warga kembali ke rumah untuk memberikan makan ternaknya. Pada sore atau malam, pengungsi kembali ke tempat pengungsian lagi," terangnya, Minggu (24/9/2017).
Dia menjelaskan, bahwa masih banyak ternak yang belum dievakuasi ke tempat pengungsian ternak atau dikumpulkan di satu tempat aman karena katerbatasan data, sarana dan prasarana untuk evakuasi ternak.
"Prioritas utama evakuasi adalah masyarakat. Penanganan ternak akan ditangani oleh Dinas Peternakan Kabupaten dan bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi Bali," sambungnya.
[Baca Juga: Tipe Erupsi Eksplosif, Ini Proses Letusan Gunung Agung saat 1963]
Penanganan ternak ini akan ditangani satgas khusus. Sementara BNPB terus mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan evakuasi ternak.
"Adanya keterkaitan ekonomi, sosial dan budaya antara masyarakat dan ternak menyebabkan penanganan pengungsi bukan hal yang mudah. Pengalaman evakuasi masyarakat dan sapi saat erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada tahun 2010 menjadi pengalaman yang berharga," tandasnya.
Sumber : Okezone.com
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah pengungsi sering berubah.
"Pada siang hari sebagian warga kembali ke rumah untuk memberikan makan ternaknya. Pada sore atau malam, pengungsi kembali ke tempat pengungsian lagi," terangnya, Minggu (24/9/2017).
Dia menjelaskan, bahwa masih banyak ternak yang belum dievakuasi ke tempat pengungsian ternak atau dikumpulkan di satu tempat aman karena katerbatasan data, sarana dan prasarana untuk evakuasi ternak.
"Prioritas utama evakuasi adalah masyarakat. Penanganan ternak akan ditangani oleh Dinas Peternakan Kabupaten dan bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi Bali," sambungnya.
[Baca Juga: Tipe Erupsi Eksplosif, Ini Proses Letusan Gunung Agung saat 1963]
Penanganan ternak ini akan ditangani satgas khusus. Sementara BNPB terus mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan evakuasi ternak.
"Adanya keterkaitan ekonomi, sosial dan budaya antara masyarakat dan ternak menyebabkan penanganan pengungsi bukan hal yang mudah. Pengalaman evakuasi masyarakat dan sapi saat erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada tahun 2010 menjadi pengalaman yang berharga," tandasnya.
Sumber : Okezone.com
Komentar
Posting Komentar